Alohaaa predator
buku!
Duh aduh
berhubung gak ada buku baru yang bisa dilahap. Gak masalah kan yak kalo
sesekali berbagi buku lama yang aku lahap ulang. Sebuah novel bergenre Teenlit.
Novel yang sudah cukup lama nangkring diantara koleksi buku-buku saya. Dan baru
sekarang mendapat kesempatan untuk direview.
Awalnya aku gak
begitu suka dengan novel ini. Tapi setelah aku baca ulang, kok isinya berubah
menjadi lebih menarik. Mungkin dulu aku bacanya asal-asalan aja, yang penting
tamat. Jadi gak dapet feel-nya.
Mungkin aja sih. Nah, karena lagi haus bacaan, gak punya pilihan lain, baru deh
kerasa gregetnya novel ini. Pelajaran nih, lain kali gak boleh baca buku
sekenanya aja. Harus benar-benar diresapi supaya dapet intisarinya. Halaaaah.
Ngomong apaan sih ^^
Here is it, sHe, sebuah novel teenlit karya Windhy Puspitadewi.
Judul buku : sHe
Penulis : Windhy Puspitadewi
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-602-03-1794-6
Kategori : Fiksi – Teenlit
Tebal : 242 halaman
Tahun: 2007
Lahap
hap hap …
Dhinar
dan Dinar bukan saudara kembar. Kebetulan saja nama mereka mirip, hanya terpaut
huruf “h”. Dan keduanya sangat bertolak belakang, baik dari sisi sifat, pola
pikir, dan latar belakang kehidupan. Hanya terdapat satu kesamaan diantara
mereka berdua, kedua merupakan penggila manga dan anime. Ya, manga dan anime
lah yang akhirnya mempertemukan Dhinar dan Dinar.
DHINAR seorang gadis pendiam, kutu buku, sinis,
tertutup namun memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Hidup dalam keluarga
yang begitu ketat dalam urusan sekolah. Orang tua Dhinar ingin anak-anaknya
mengenyam pendidikan setinggi-tingginya. Dhinar anak terakhir dari tiga
bersaudara. Kakak pertamanya perempuan dan kakak keduanya laki-laki. Lira dan
Real.
Sejak
masih duduk di bangku SD, mereka bertiga sudah diharuskan ikut berbagai macam
les. Lira kuliah di Barkeley University sedangkan Real di ITB. Tentu orang tua
Dhinar bangga akan prestasi yang dicapai kedua anaknya. Dhinar pun diharapkan
mampu menyamai atau bahkan melebihi prestasi kedua kakaknya itu.
Orang
tua Dhinar menetapkan peraturan: Nggak
boleh main Playstation! Nggak boleh nontov TV di atas jam delapan malam! Nggak
boleh baca komik! Pokoknya harus belajar!
Untuk
peraturan terakhir, terlalu berat bagi Dhinar yang sejak kecil suka komik. Pada
dasarnya Dhinar memang suka membaca buku, apa pun itu, berat ataupun ringan.
Namun yang paling dia sukai tetap komik! Pertama kali kenal komik dari teman
yang meminjamkan Doraemon ketika SD dulu. Dhinar benar-benar terpesona dengan
Doraemon. Sejak saat itu dia jadi penggila komik. Karena ketahuan orang tuanya,
Dhinar selalu membeli dan membaca komik secara sembunyi-sembunyi.
DINAR seorang gadis periang. Pengagum berat Ayumi
Hamasaki, diva nomor satu di Jepang. Selain mengoleksi semua kaset dan benda
lain yang berhubungan dengan Ayumi, Dinar juga pengikut setia tren yang
dipopulerkan
Akankah
Liana berhak mendapatkan kisah cinta sempurna seperti yang selalu ditulis dalam
novel-novel larisnya?
Kalimat
Favorit
Nggak
ada yang bisa menggantikan siapa pun. Itulah sebabnya setiap orang unik,
berguna, dan berhak dilahirkan dan merasakan yang namanya hidup (sHe, hal 76).
Nggak
usah susah-susah mikirin apa efeknya di masa depan, yang penting nikmati
hidupmu sekarang because it’s what being
human is all about (sHe, hal 101).
Manusia
tuh punya kebutuhan untuk bersosialisasi. Itulah sebabnya manusia disebut homo homini socius (sHe, hal 120).
Lu
memang mesti ngerasain sakit sebelum bisa ngerasa arti senang yang sebenarnya.
Itulah hidup! Orang baru bisa naik sepeda setelah jatuh berkali-kali, … (sHe,
hal 121).
Kalau
kita aja pengin bahagia, kenapa kita harus mencegah orang yang mau bahagia?
(sHe, hal 131).
Jika
ingin menikmati hidup, jangan takut mengambil risiko. Bagaimanapun hidup ini
penuh kejutan dan entakan (sHe, hal 132).
…
jangan pernah menilai seseorang sebelum kamu berbicara dengannya (sHe,
hal 209).
Yang
namanya pasangan, harus bisa melengkapi satu sama lain. Menutupi kekurangan
pasangan dengan kelebihan yang kita
miliki. Ibaratnya hati yang terbelah dua, ada sisi kiri dan sisi kanan. Kalau
sama, hanya akan menghasilkan dua sisi kiri atau dua sisi kanan. Tidak akan
punya arti apa pun (sHe, hal 220-221).
Setiap
pertempuran pasti ada yang menang dan kalah. Tapi usaha yang telah kita
lakukanlah yang menentukan apakah kita layak disebut pahlawan atau tidak (sHe,
hal 232).
Review Aku
Kreatif!
Kenapa aku mengatakannya karena, dari hal yang begitu sederhana. Perbedaan
penulisan nama Dhinar dan Dinar namun penulis dapat menyajikan cerita yang
manis. Ada beberapa istilah yang menggunakan bahasa Jepang namun tetap
dijelaskan sehingga aku gak mengalami yang namanya “gagal paham”.
Meski
novel bergenre teenlit namun tetap cocok dibaca orang dewasa. Banyak
pembelajaran yang bisa diapat ketika membaca novel ini Dan satu lagi, aku suka karena gak ada
adegan yang terlalu vulgar sehingga masuk dalam kategori layak dibaca para
remaja yang masih menjadi jati diri.
Dari
segi ketelitian editing, nyaris tidak ada typo.
Hanya menemukan satu. Pada kata terseyum di halaman 125. Itu saja. Dan
hebatnya lagi , aku gak menemukan kesalahan dalam penulisan nama Dhinar dan
Dinar. Padahal rentan banget terjadi kesalahan ketik, karena hanya berbeda pada
huruf “H” saja. Two thumbs up!
Pesan
Moral
Novel
ini mengingatkan aku untuk menjadi diri sendiri meski banyak orang yang
menentang. Dengan begitu saya bisa menjalani hidup dengan bahagia.
Salam
cinta,
~RP~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar